Saat Mafa duduk dibangku sekolah tepatnya dibangku SMK
kelas 1 Mafa dan dua temannya mengikuti lomba cerdas cermat (CCA) agama islam
di SMA 1. Saat pertandingan Mafa melihat seseorang yang membuat Mafa berpaling
melihat lanjutan lomba saat giliran peserta lainnya. Mafa tertarik dengan
seseorang tersebut dan seperti ada perasaan yang lain saat Mafa menatapnya.
Sejak saat itu Mafa
mencoba mencari tahu tentang dirinya, tapi tidak dengan memberi tahu
kepada teman-temannya jika dirinya menyimpan rasa kepada orang itu. Karena saat
itu Mafa masih punya pacar, pacar sejak kelas 3 SMP. Setelah Mafa mendapatkan
informasi tentang dia, Mafa pun mengambil keputusan untuk memendam rasa itu,
dan dipikirannya hanya ada jika dia tidak akan bisa berpacaran atau menjalani
hubungan yang serius dengannya.
Mafa berhasil memendam rasa itu hingga Mafa naik kelas 2.
Saat Mafa sudah di kelas 2 Mafa sama pacarnya sudah tidak punya hubungan lagi dan
mulai mengikuti organisasi agama islam yang ada di sekolah (ROHIS). Dan pada
saat bulan puasa mereka mengadakan buka puasa bersama di panti asuhan. Setelah
selesai dari buka bersama di panti asuhan Mafa, Riri, dan Arif mampir di ITC
untuk membicarakan kegiatan lain selanjutnya yang akan dilaksanakan kedepan.
Beberapa saat setelah mereka membahas kegiatan yang nanti yang akan diadakan,
Riri bicara kepada Arif dan dia mau menjomblangin Mafa sama Arif. Pertama Mafa
menolak karena yang Mafa tahu Riri menyimpan rasa kepada Arif sudah sejak kelas
1 SMK.
Riri terus membujuk Mafa agar Mafa bisa jadian sama Arif.
Tapi lama kelamaan Mafa pun mau karena Arif selalu dan seperti memberi Mafa
harapan. Mafa tidak pernah tahu kalau harapan yang diberikan itu harapan palsu
atau harapan yang benar-benar tidak bisa di dapat Mafa. Hari demi hari berjalan
semenjak Riri menjomblangin Mafa sama Arif. Hubungan Mafa sama Arif bisa
dikatakan sudah semakin dekat. Tapi Mafa masih merasa tidak enak sama Riri
karena dia dihadapan Mafa, Riri bersikap biasa tapi dibelakang Mafa dia
menangis. Mafa tidak mau jika dia tidak bisa melupakan Arif, tapi kenapa dia
menyuruh Mafa untuk jadian sama Arif?.
Hubungan Mafa dan Riri sudah mulai renggang karena Mafa
sudah mulai ada rasa kepada Arif sedangkan yang Mafa tahu Riri sudah mempunyai
rasa kepada Arif sejak kelas 1 SMK. Mafa pun berusaha agar perasaannya itu
hilang karena Mafa tidak mau melihat sahabatnya sendiri menangis. Sebulan
kemudian Mafa mendengar kabar kalau Riri sudah punya pacar, pacarnya anak kelas
1 SMK. Mafa pun senang bisa dengar kabar itu, dan saat itupun Arif terus
memberikan perhatian kepadanya. Mafa masih bingung dengan perasaannya, karena Mafa
tidak mau digantungi sama seperti dulu. Dan saat Mafa menanyakan padanya kalau
dia itu punya rasa pada Mafa atau tidak ? dia hanya memberikan syarat untuk
bisa jadian sama dia. Syaratnya itu Mafa harus bisa mendapatkan peringkat
diatas 5 atau dapat peringkat 5 di semester 3.
Mafa pun berusaha sekuat tenaganya agar Mafa dapat
mencapai syaratnya. Mafa membuat tekad bahwa Mafa bisa mendapatkan peringkat
itu dengan usahanya sendiri. Apa lagi ujian semester tinggal dihitung sudah
tidak sampai sebulan lagi. 3 minggu berjalan Mafa hadapi semua pelajaran dengan
seperti biasa dan tenang sampai saat ujian.
Ujian telah
berlalu dan kini mereka sementara menyiapkan diri dan perlengkapan untuk turun
prakerin. Seminggu lagi akan ada penerimaan raport hasil ujian semester 3, dan
banyak teman-temannya sekelas yang nilainya dibawah standar minimal dan harus
mengulang. Allhamdulillah nilainya tidak ada yang dibawah standar minimal.
Hari ini adalah hari penyerahan raport, hatinya sudah
tidak sabar dengan hasil dan peringkat yang Mafa raih. Perasaan bingung,
deg-degan pokoknya perasaanku sudah tida karuan. Menunggu semua itu apakah aku
gagal atau aku berhasil ? kata Mafa dalam hatinya. Saat ibu walikelas datang
dan dia lagi mengadakan rapat yang singkat bersama para orangtua murid. Aku
sedang menghubungi orangtuaku untuk menanyakan posisi sudah dimana? Tapi ayahku
menjawab bahwa dia sudah diperjalanan ke sekolahku. (Mafa semakin penasaran dan
selalu berbicara sendiri)
Hatiku semakin deg-degan karena aku takut gak bisa meraih
prestasi yang aku bisa banggakan kepada orangtuaku dan aku tidak dapat memenuhi
syarat yang diberikan oleh Arif kepadaku, kata Mafa. Rapat selesai dan ibu
walikelas memutuskan untuk menulis siswa yang mendapat peringkat dari 1 sampai
10. Hatiku lebih sangat deg-degan saat nama-nama sudah mulai ditulis saat sudah
diperingkat 4. Saat peringkat 5 ditulis dan aku melihat huruf awal yang mereka
tulis adalah M, aku langsung girang, senang, terharu, bangga pada diriku
sendiri. Karena yang aku tahu nama yang awalan dari M itu hanya namaku sendiri.
“cerita Mafa dengan kegirangan”
Saat itupun hatinya
yang deg-degan hilang dengan kebanggaan yang Mafa dapatkan. “Rasanya pengen
cepat memberitahukan kepada orangtuaku dan Arif”, ketus Mafa. Orangtuanya sudah
sampai di sekolah Mafa pun langsung memberitahukan bahwa Mafa dapat peringkat 5.
“Ayah aku dapat peringkat 5 dikelas” kata Mafa kepada ayahnya. O baguslah jika
kamu dapat peringkat 5, ayah bangga padamu berusaha terus untuk jadi yang lebih
baik” kata ayah Mafa.
Raport sudah ada ditangan ayahnya tak sabar Mafa ingin
melihat hasil yang Mafa dapatkan ternyata nilainya diatas standar maksimal.
Kegirangannya berkurang karena teman sebangkunya dapat peingkat 8. Dan terlihat
dia agak sedikit kecewa karena Mafa bisa dapat peringkat yang Mafa harapkan. Aku
hanya bisa memberikan motivasi agar dia bisa lebih giat dalam belajar. “Kamu
lebih giat belajar lagi agar kamu dapat peringkat yang kamu inginkan” Kata Mafa
kepada temannya.
Selesai penerimaan raport Mafa pergi ke Musolah untuk
menemui teman-temannya dan mau
menanyakan peringkat dan nilai yang mereka dapatkan. “Allhamdulillah semua
sahabatku nilainya cukup memuaskan dan membanggakan” ucap Mafa. Penerimaan
bertepatan malam minggu Mafa mengajak semua teman-temannya untuk jalan-jalan
dan sekalian untuk mencari perlengkapan prakerin yang belum ada, dan Mafa mau
mentraktir mereka karena Mafa sudah bernazar jika dia bisa mendapatkan
peringkat 5 dia akan mentraktik mereka disebuah restoran favoritnya.
Saat di Musholah Arif datang dan langsung menanyakan
apakah Mafa sudah menerima raport dan hasilnya gimana. “Mafa kamu sudah
menerima raport terus hasilnya gimana ? tanya Arif, “aku sudah menerima raport hasilnya lihat saja sendiri”,
jawab Mafa. Arif mengambil raportnya didalam tas Mafa dan dia langsung
melihatnya dan memberikan Mafa selamat. Setelah itu Mafa menanyakan hasil atau
peringkat yang dia dapatkan. “terus kamu gimana apa kamu sudah terima hasil dan
hasilnya gimana? Tanya Mafa. “Belum karena orangtuaku masih dalam perjalanan ke
sekolah” jawab Arif. ‘Ya semoga saja kamu mendapatkan nilai yang bagus” tambah
Mafa.
Raportnya sudah ditangannya dan Mafa langsung melihat
ternyata nilainya anjlok/pas dengan nilai standar minimal. Mafa sedikit kecewa
karena nilainya anjlok saat dia membuat syarat kepadanya untuk bisa mendapat
peringkat yang bagus, tapi dirinya tidak bisa mendapatkan nilai yang bagus.
“Kamu ini gimana sich, ngasih syarat agar aku bisa dapat peringkat yang bagus
tapi malah nilaimu anjlok begitu” kata Mafa dengan nada kecewa. Katanya selama
semester ini dirinya merasa tidak cocok sama teman-teman sekelasnya sehingga
semester ini dia sering bolos kelas. Ya mau apa lagi Mafa harus memberikan
motivasi saja kepada dia. Dan Mafa menanyakan janjinya gimana saat Mafa bisa
mencapai syaratnya. “Terus gimana dengan janji yang kamu berikan kepadaku?”
tanya Mafa. “Ntar saja pas kita keluar” jawabnya.
Mereka semua bergegas pulang untuk beristirahat sejenak,
akan melanjutkan dengan jalan-jalan bareng dan akan ada acara makan-makan di
restoran favorit Mafa. Mereka janjian bertemu jam 6 didepan Multi Mart. Jam
setengah 7 mereka semua sudah bertemu/berkumpul dan memulai dengan mencari
perlengkapan prakerin yang belum ada, setelah itu mereka langsung menuju tempat
yang Mafa janjikan.
Sesampai disana ada sedikit masalah yang terjadi kepada
sahabatnya, Zhy sama pacarnya berantem, membuat Zhy menangis dan mau minta
pulang saat itu juga. “Teman-teman aku mau pamit duluan ya karena aku sudah
tidak tahan sama keadaan disini” kata Zhy. Dan dia pergi meninggalkan mereka,
tapi beberapa teman Mafa lainnya mengejarnya karena mereka tidak mau acara yang
Mafa nantikan itu kacau. Akhirnya teman-temannya berhasil mengajak Zhy kembali
ke acara Mafa. Pada saat itupun teman-temannya mendesak Arif agar dia segera
menepati janjinya. Akhirnya Arif pun menepatin janjinya. Mereka berdua pun
resmi berpacaran.
Awal hubungan Mafa sama Arif belum begitu terlihat kalau
mereka berdua itu pacaran karena sikap Arif kepadanya itu dingin dan masih
menganggap kalau kami itu berteman. Mafa mencoba bersabar saja, mungkin cepat
atau lambat Arif pasti akan menyadari bahwa Mafa itu pacarnya. Allhamdulillah
sikap dinginnya itu hanya beberapa minggu saja, hubungan kami semakin dekat.
Dan aku memperkenalkan dia kepada orangtuaku, karena aku sudah diberi ijin oleh
orangtuaku untuk pacaran yang penting pelajaran jangan dilupakan, ucap Mafa.
Tak terasa hubungan mereka sudah 2 bulan, saat itu Mafa
bertemu sama mantannya bukan karena Mafa rindu padanya tapi Mafa hanya mau mengetahui
keadaan ayah kandungnya yang kebetulan 1 kampung dengan mantannya. Sehingga
jika dia mau minta ketemuan, Mafa cepat-cepat pergi karena Mafa mau mendengarkan
kabar ayahnya baik/buruk. “Halo ini Mafa?” awal dari suara yang telpon barusan
diangkat oleh Mafa. “iya ini Mafa, ini siapa ya ?” tanya Mafa dengan penasaran.
Aku Edward, aku hanya mau ngabarin sesuatu tentang ayah kamu,” jawabnya.
“Ayahku ? emang ada hal apa yang terjadi sama dia?” tanya Mafa dengan panik.
“ntar aku ceritain kalau kita ketemuan aja? Ketemuan dimana? Aku tunggu didepan
lingkunganmu, jam 6 sore. dan Mafa lupa mau minta ijin sama pacarnya sehingga
pacarnya marah.
Tapi Mafa belum mau berpikir masalah dengan pacarnya
karena bagi Mafa yang terpenting itu adalah mengetahui kabar ayahnya. Ketika
waktu telah menunjukkan jam 6 Mafa bergegas pergi didepan lingkungannya, tak
lama hpnya berdering telpon dari Edward. “Halo, kamu sudah dimana? Aku sudah
didepan lingkunganmu” tanya Edward. Aku sudah dijalan mau kedepan lingkungan, tunggu
saja sudah dekat kok, jawab Mafa. Setelah sampai didepan lingkungan Mafa
melihat Edward sudah menunggu dirinya sambil duduk dimotor yang terparkir. Tak
mau lama-lama Mafa langsung keinti untuk mengetahui keadaan ayahnya. “Ayahku
kenapa? Apa dia sakit atau ?” tanya Mafa dengan wajah panik. Tenang dulu baru
nyampe sudah gitu, aku mau bilang tapi bukan disini, jawab Edward. Terus kamu
maunya dimana ? naik saja di motor nanti kamu pasti tahu tempatnya, kata
Edward. Ya sudah cepat saja karena aku gak bisa lama-lama, jawab Mafa tanpa
berpikir panjang.
Ternyata Edward mengajak Mafa ketempat Edward sering
nangkring saat dia tidak punya kerjaan. “Ayo apa yang terjadi sama ayahku ?”
kata Mafa saat sampai ditempat itu. “gak ada yang terjadi sama ayah kamu, ayah
kamu itu baik-baik saja, kata Edward. Terus kenapa kamu memberitahukan kalau
ada kabar buruk tentang ayahku? Jawab Mafa dengan kecewa dan marah. “Aku gak
ngomong kayak gitu, mungkin kamu salah dengar” Jawab Edward. Kalau gak ada
kabar yang aku tahu dari ayahku sekarang aku pengen pulang, kata Mafa dengan
menangis karena dibohongi oleh Edward. “Tunggu sebentar, aku masih pengen
melihatmu, karena aku kangen kamu, Jawab Edward sambil membujuk Mafa dan
mengusap air mata Mafa. Terus kenapa kamu harus bohongi aku agar aku mau
ketemuan sama kamu, SEKARANG AKU MAU PULANG ucap Mafa sambil menangis.
Edward pun memenuhi keinginan Mafa, sepajang perjalanan
pulang Mafa hanya diam dengan rasa kecewa. Mafa berjanji pada dirinya sendiri
bahwa dia tidak akan lagi berhubungan dengan Edward sekalipun ada kabar tentang
ayahnya yang tidak baik. Kejadian Mafa bertemu sama mantannya diketahui sama
pacarnya. Sehingga hubungan mereka mengalami masalah. Sampai-sampai ada kata
PUTUS yang keluar dari mulut pacarnya. Dan Mafa mengerti karena kesalahannya
itu sangat fatal tapi Mafa tidak mau menerima akibatnya jika mereka berdua
harus berakhir.
Karena Mafa tidak mau hubungan mereka itu berakhir karena
Mafa yang membuat Arif itu sakit hati atau terluka. Dari kejadian itulah
hubungan mereka selama 2 bulan berikut
mulai dingin bahkan Mafa di diamkan selama seminggu. Sebagai cewek mana
ada yang mau hubungannya digantungi, Mafa pun minta kejelasan atas hubungan
ini. Dan ternyata Arif sudah tidak mau ada hubungan spesial diantara mereka
berdua. “Lebih baik kita temanan saja, soalnya aku mau fokus ke pelajaran
dulu”Kata Arif. Ya kalau memang itu maumu aku setujuh. Kata Mafa. Walaupun Mafa masih menyayangi Arif, Mafa
setujuh karena Mafa berpikir biarpun Mafa masih menyayanginya dan masih ingin
berhubungan dengan Arif pasti hubungan itu sudah tidak akan bagus.
Tapi pada saat Mafa masih berpacaran dengan Arif,
seseorang yang dulu Mafa mempunyai perasaan padanya menanyakannya kepada sahabatnya
kalau Mafa sudah punya pacar atau belum. “Zhy teman kamu yang itu sudah punya
pacar atau belum?” tanya dia sambil menunjuk kearah Mafa. “oh Mafa? Dia sudah punya pacar dan pacarnya
ketua ROHIS” jawab Zhy. Kemudian sahabatnya menyampaikan kepada Mafa bahwa
seseorang yang pernah Mafa sukai
tersebut menanyakan kalau Mafa sudah punya pacar. Saat itulah perasaan yang dulu
Mafa pendam kini datang lagi saat hubungannya berakhir bersama Arif.
Tapi perasaannya ini belum ada yang mengetahuinya kecuali
dirinya sendiri. Mafa berusaha menjaga sikapnya di depan teman-temannya jika
dia ada. Karena Mafa tau saat itu dia berpacaran sama temannya. Seminggu
kemudian temannya yang jadian sama seseorang itu curhat bahwa dia sudah tidak
mau berhubungan dengan dirinya. “Halo, Mafa mulai sekarang kamu gak perlu lagi
bahas tentang dia sama aku karena aku sudah gak mau lagi menjalani hubungan
ini” Kata Ani. “Memangnya kenapa kamu sudah gak mau jalani hubungan itu,
menurutku orangnya baik dan cocok buat kamu?” bujuk Mafa. “Sumpah aku sudah gak
mau lagi jalani hubungan dengan dia, lagian aku juga cantik dan dia itu bukan
tipeku” cetus Ani. Mafa sudah tidak tau mau gomong apa, Ya terserah kamu saja.”
Balas Mafa
Mafa tidak tau pasti kenapa hubungan mereka berakhir
mungkin karena temannya yang sudah bosan atau sebaliknya. Mafa tidak ikut
campur dalam urusan mereka karena Mafa takut jika nanti Mafa bisa bersama
pacarnya nanti Mafa bisa dibilang teman makan teman.
Sebelum lanjut pada cerita selanjutnya seseorang itu
namanya Rian, dan Mafa dengan Rian sering menggunakan sapaan kakak dan adik.
Pada besoknya Rian mengirimkan pesan pada Mafa bahwa dia mau minta tolong
cariin pacar baru buat dia dengan tipe cewek hanya bisa jujur dan bisa menerima
dirinya apa adanya. “Mafa kak boleh minta tolong gak ?” Sms Rian. “Mau minta
tolong apa kak?” balas Mafa. “Tolong cariin pacar buat kak yang tipe dia bisa
jujur dan bisa terima kak apa adanya” balas Rian lagi. “Ok kak nanti Mafa
cariin” jawab Mafa.
Mafa pun berusaha mencarikan tapi Mafa bingung, mau cari
cewek yang gimana buat Rian sedangkan Mafa punya perasaan kepadanya. Mafa tidak
mau mengungkapkan perasaannya kepada Rian karena Mafa berharap dia yang pertama
atau menawarkannya untuk bisa jadian atau dijadikan pacarnya. Akhirnya saat
itupun datang saat Mafa sedang berbalas mengirimkan pesan singkat sama Rian.
Rian menanyakan apakah Mafa sudah mendapatkan seseorang yang akan Rian jadikan
pacar. “De gimana apakah sudah dapat ?” tanya Rian. “Dapat apa kak? Balas Mafa
dengan penasaran. “Bisnis kita yang kak mau minta tolong buat cariin pacar?
Jawab Rian. “Oh itu, Mafa belum dapat kak, maafin Mafa ya kak? Balas Mafa.
“Gimana kalau dengan Mafa saja jadian sama kak?” balas
Rian. “Sama de memangnya de tipe ceweknya kakak?” tanya Mafa dengan hati mulai
deg-degan. “Gak sich, tapi kak itu biar dia mau jelek atau cantik yang penting
dia bisa menerima kak apa adanya dan bisa jujur kepada kak” balas Rian.
“Memangnya kak betul-betul mau serius jalani hubungan dengan de?” tanya Mafa
untuk meyakinkan bahwa orang yang dulu pernah perasaan yang terpendam kini
telah menanyakan kepadanya atau menawarkan kepada Mafa. “Iya de kak serius, kak
gak pernah mainin perasaan orang” jawab Rian untuk meyakinkan Mafa. “Ya sudah
de akan jawab pertanyaan kak tapi nanti pas ketemuan kak tanya langsung agar de
percaya bahwa kak itu serius mau jalani hubungan dengan de” ucap Mafa yang
tetap berusaha untuk meyakinkan dirinya.
“Ya sudah kak akan menanyakan bila kita ketumuan jadi
sekarang de langsung jawab aja pertanyaan kak” jawab Rian kayaknya sudah tidak
sabar lagi dengan apa keputusan dari jawaban Mafa. “Mafa terima kak jadi pacar
Mafa, tapi kak saat ketemuan kak menanyaka langsung ya biar Mafa benar-benar
yakin bahwa kak itu serius mau jalani hubungan dengan de” Jawab Mafa dengan
senang. Iya de, jawabnya singkat. Terus kita berdua sudah jadian atau ? canda
Mafa. “Yaiayalah sudah jadian, terus kita mau pakai panggilan apa? Tanya Rian.
“Ya terserah kak saja” kata Mafa. “Terserah de saja mau manggil apa?” akh masa
cowok gak bisa memberikan keputusan kepada ceweknya, ucap Mafa. “Kita manggil
kakak dan adik saja ya, boleh ?” jawabnya. “Hmp* masa cuman mau panggil kakak
adik sich?” terus maunya apa ? pake panggilan chynk atau apalah yang penting
jangan pake panggilan kakak adik, gak romantis kali. “Ok panggil chnk saja,
okok chynkqu” balas Rian
Akhirnya Mafa dan Rian jadian, dan Mafa berharap besok
bisa bertemu sama pacar barunya. Tapi harapannya tidak tercapai karena pacarnya
lagi punya pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Mafa mencoba mengerti
saja, harapannya itu nanti tercapai pas pada besoknya lagi. Saat ketemuanpun dia
menepati janjinya menanyakan secara langsung kepada Mafa. Akhirnya Mafa
percaya/yakin bahwa Rian betul-betul mau menjalani hubungan yang serius
dengannya.